Judul Di Tepi Sungai Plum
Penulis Laura Ingalls Wilder
Ukuran 11 x 18 cm
Tebal viii + 362 (= 370 halaman)
ISBN
978-979-687-872-7
Kode
Barang 25 14 00 04 00
Harga Rp51.000
Daftar Isi
Pintu di Tanah
Rumah di Dalam Tanah
Gelagah dan Bunga Iris
Lubuk yang Dalam
Binatang Aneh
Serangkai Mawar
Sapi di Atap Rumah
Tumpukan Jerami
Cuaca Belalang
Kawanan Sapi di Tumpukan Rumput
Hampir Celaka
Kuda Natal
Hari Natal yang Gembira
Banjir Musim Semi
Jembatan Kayu
Rumah yang Bagus
Pindah Rumah
Ketam Batu dan Pengisap Darah
Perangkap Ikan
Sekolah
Nellie Oleson
Pesta di Kota
Pesta di Desa
Pergi ke Gereja
Awan yang Gemerlapan
Telur Belalang
Hujan
Surat
Di Malam yang Gelap Menjelang Fajar
Pergi ke Kota
Kejutan
Belalang Berjalan
Roda Api
Tanda pada Batu Tulis
Menjaga Rumah
Musim Dingin Padang Rumput
Badai Salju yang Lama
Waktu untuk Bermain
Hari Ketiga
Hari Keempat
Malam Natal
Sinopsis
Pintu di Tanah
Rumah di Dalam Tanah
Gelagah dan Bunga Iris
Lubuk yang Dalam
Binatang Aneh
Serangkai Mawar
Sapi di Atap Rumah
Tumpukan Jerami
Cuaca Belalang
Kawanan Sapi di Tumpukan Rumput
Hampir Celaka
Kuda Natal
Hari Natal yang Gembira
Banjir Musim Semi
Jembatan Kayu
Rumah yang Bagus
Pindah Rumah
Ketam Batu dan Pengisap Darah
Perangkap Ikan
Sekolah
Nellie Oleson
Pesta di Kota
Pesta di Desa
Pergi ke Gereja
Awan yang Gemerlapan
Telur Belalang
Hujan
Surat
Di Malam yang Gelap Menjelang Fajar
Pergi ke Kota
Kejutan
Belalang Berjalan
Roda Api
Tanda pada Batu Tulis
Menjaga Rumah
Musim Dingin Padang Rumput
Badai Salju yang Lama
Waktu untuk Bermain
Hari Ketiga
Hari Keempat
Malam Natal
Sinopsis
Keluarga Ingalls menukar Pet dan Patty serta Bunny, kuda dan bagal mereka, dengan suatu “rumah di bawah tanah” milik seseorang di sana. Rumah ini benar-benar berada di bawah tanah, yaitu di bawah tanggul sungai. Sungai tersebut, Sungai Plum, mengalir di wilayah tersebut. Tentu saja Laura menangis karena harus melepas Bunny, Pet dan Patty.
Namun, kesedihannya tidak berlangsung lama. Ia kini dapat berjumpa dengan hal-hal baru di tepi Sungai Plum. Hal pertama yang Laura dan keluarganya sukai adalah keberadaan rumah di bawah tanah tersebut
(“Rumah di Dalam Tanah”). Menyiapkan rumah tersebut agar layak ditempati menjadi hal yang mengasyikkan. Tiga bab selanjutnya (“Gelagah dan Bunga Iris”, “Lubuk yang Dalam”, “Binatang Aneh”) menceritakan pengalaman Laura bersentuhan dengan hal-hal baru. Ia mulai mengelai gelagah dan bunga Iris yang tumbuh di sepanjang sungai. Di sungai itu pula ia mengetahui adanya lubuk yang dalam. Di samping itu, seekor musang pun menarik perhatiannya ketika ia sedang berjalan-jalan sendirian.
Laura bergembira karena keluarga mereka mendapatkan seekor sapi. Pa memberi nama sapi itu Spot (“Serangkai Mawar). Namun, sapi itu dan sapi lain milik mereka sempat mengamuk dan menginjak-injak atap rumah di bawah tanah. Kaki mereka membuat lubang pada atap tersebut. Ini menyebabkan atap rumah itu runtuh (“Sapi di Atap Rumah”). Mereka pun harus tidur di dalam rumah bawah tanah dengan langit berbintang sebagai atapnya.
Hal-hal baru yang lain ia alami adalah pengalaman pertamanya atas apa yang disebut sebagai “cuaca belalang”, bermain-main di tumpukan jerami, jembatan kayu, memasang perangkap ikan di lubuk bersama Pa, dan “berkenalan dengan” hewan ketam batu dan “pengisap darah”.
Keluarga Ingalls juga mengalami berbagai peristiwa sedih terkait dengan hama belalang dan badai salju. Laura bahkan perlu menceritakan peristiwa terkait dengan belalang dalam tiga bab berbeda (“Cuaca Belalang”, “Telur Belalang”, dan “Belalang Berjalan”). Dalam bab berjudul “Awan yang Gemerlapan”, Laura mengisahkan munculnya suatu bayangan hitam yang awalnya mereka kira sebagai awan di atas langit. Ternyata, itulah belalang yang siap merusak tanaman gandum mereka yang sebenarnya akan mulai dipanen. Namun, di tengah kejadian menyedihkan itu, keluarga Ingalls bergembira karena mereka dapat membangun bangunan rumah yang baru dan mereka pun dapat pindah ke sana (“Rumah yang Bagus” dan “Pindah Rumah”).
Perjumpaan Laura dengan orang-orang dari kalangan yang lebih luas menambah lingkup pengetahuan dan pengalamannya. Laura mulai mengenal sekolah untuk pertama kalinya. Di sekolah, ia berkenalan dengan banyak teman. Namun, ada satu orang yang ternyata tidak begitu menyukainya. Nellie Oleson. Gadis ini mengejek Laura sebagai gadis desa. Namun, Nellie mengundang Laura—bersama-sama teman yang lain—untuk hadir di pesta ulang tahunnya di rumahnya, di kota. Ini adalah pesta ulang tahun yang
pertama yang diikuti Laura. Pada gilirannya, Laura pun mengundang temantemannya—termasuk Nellie—untuk hadir di rumahnya merayakan pesta ulang tahunnya. Ia sempat “mengerjai” Nellie yang dianggapnya telah bersikap kasar pada Jack, anjingnya, dan Ma. Dalam kaitan dengan kegiatan sosial ini, keluarga Ingalls pun kini dapat secara rutin mengikuti ibadah di gereja di kota. Mereka berkenalan dengan Pendeta Alden, pendeta setempat (“Sekolah”, “Pesta di Kota”, “Pesta di Desa”, dan “Pergi ke Gereja”).
Demikianlah, di samping mengalami hal-hal yang pernah dan rutin seperti acara pergi ke kota dan perayaan Natal (Laura memperoleh hadiah “kuda Natal” sebagai ganti Pet dan Patty), Laura mengecap pun kebahagiaan, kesedihan, dan pengalaman baru.
Namun, kesedihannya tidak berlangsung lama. Ia kini dapat berjumpa dengan hal-hal baru di tepi Sungai Plum. Hal pertama yang Laura dan keluarganya sukai adalah keberadaan rumah di bawah tanah tersebut
(“Rumah di Dalam Tanah”). Menyiapkan rumah tersebut agar layak ditempati menjadi hal yang mengasyikkan. Tiga bab selanjutnya (“Gelagah dan Bunga Iris”, “Lubuk yang Dalam”, “Binatang Aneh”) menceritakan pengalaman Laura bersentuhan dengan hal-hal baru. Ia mulai mengelai gelagah dan bunga Iris yang tumbuh di sepanjang sungai. Di sungai itu pula ia mengetahui adanya lubuk yang dalam. Di samping itu, seekor musang pun menarik perhatiannya ketika ia sedang berjalan-jalan sendirian.
Laura bergembira karena keluarga mereka mendapatkan seekor sapi. Pa memberi nama sapi itu Spot (“Serangkai Mawar). Namun, sapi itu dan sapi lain milik mereka sempat mengamuk dan menginjak-injak atap rumah di bawah tanah. Kaki mereka membuat lubang pada atap tersebut. Ini menyebabkan atap rumah itu runtuh (“Sapi di Atap Rumah”). Mereka pun harus tidur di dalam rumah bawah tanah dengan langit berbintang sebagai atapnya.
Hal-hal baru yang lain ia alami adalah pengalaman pertamanya atas apa yang disebut sebagai “cuaca belalang”, bermain-main di tumpukan jerami, jembatan kayu, memasang perangkap ikan di lubuk bersama Pa, dan “berkenalan dengan” hewan ketam batu dan “pengisap darah”.
Keluarga Ingalls juga mengalami berbagai peristiwa sedih terkait dengan hama belalang dan badai salju. Laura bahkan perlu menceritakan peristiwa terkait dengan belalang dalam tiga bab berbeda (“Cuaca Belalang”, “Telur Belalang”, dan “Belalang Berjalan”). Dalam bab berjudul “Awan yang Gemerlapan”, Laura mengisahkan munculnya suatu bayangan hitam yang awalnya mereka kira sebagai awan di atas langit. Ternyata, itulah belalang yang siap merusak tanaman gandum mereka yang sebenarnya akan mulai dipanen. Namun, di tengah kejadian menyedihkan itu, keluarga Ingalls bergembira karena mereka dapat membangun bangunan rumah yang baru dan mereka pun dapat pindah ke sana (“Rumah yang Bagus” dan “Pindah Rumah”).
Perjumpaan Laura dengan orang-orang dari kalangan yang lebih luas menambah lingkup pengetahuan dan pengalamannya. Laura mulai mengenal sekolah untuk pertama kalinya. Di sekolah, ia berkenalan dengan banyak teman. Namun, ada satu orang yang ternyata tidak begitu menyukainya. Nellie Oleson. Gadis ini mengejek Laura sebagai gadis desa. Namun, Nellie mengundang Laura—bersama-sama teman yang lain—untuk hadir di pesta ulang tahunnya di rumahnya, di kota. Ini adalah pesta ulang tahun yang
pertama yang diikuti Laura. Pada gilirannya, Laura pun mengundang temantemannya—termasuk Nellie—untuk hadir di rumahnya merayakan pesta ulang tahunnya. Ia sempat “mengerjai” Nellie yang dianggapnya telah bersikap kasar pada Jack, anjingnya, dan Ma. Dalam kaitan dengan kegiatan sosial ini, keluarga Ingalls pun kini dapat secara rutin mengikuti ibadah di gereja di kota. Mereka berkenalan dengan Pendeta Alden, pendeta setempat (“Sekolah”, “Pesta di Kota”, “Pesta di Desa”, dan “Pergi ke Gereja”).
Demikianlah, di samping mengalami hal-hal yang pernah dan rutin seperti acara pergi ke kota dan perayaan Natal (Laura memperoleh hadiah “kuda Natal” sebagai ganti Pet dan Patty), Laura mengecap pun kebahagiaan, kesedihan, dan pengalaman baru.