Judul Yap Thiam Hien
Subjudul Pejuang Lintas Batas
Penyunting Josef P. Widyatmajai
ISBN 978-602-7688-33-9
Kode Barang 2540010100
Kode SAP 1120240010001
Ukuran 14,5 x 21 cm
Tebal xviii + 320 = 338
Harga Rp72.000
Daftar Isi
Sambutan International NGO Forum on Indonesia (INFID)
Sambutan Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI)
Pendahuluan
Riwayat Hidup Singkat Yap Thiam Hien 25 Mei 1913–25 April 1989
BAGIAN I CATATAN HISTORIS SEMANGAT YAP THIAM HIEN
- Yap Thiam Hien: Prototipe Super- Empowered Individual Christianto Wibisono
- Suara yang Berseru-Seru di Padang Gurun Ferdy Suleeman
- Yap Thiam Hien: Kemajemukan dan Kebangsaan Sumanto Al Qurtuby
- Pluralitas dan Kebangsaan: Spirit dari Keteladanan Yap Thiam Hien Maria Ulfah Anshor
- Antibias: Agenda Bangsa untuk Tetap Menjadi Indonesia Judith Na Bik Gwat
- Pak Yap di Mata Seorang Kristen Tionghoa Indonesia Josef P. Widyatmadja
- Diskriminasi: Belati Bermata Dua Benny D. Setianto
- Kiprah Minoritas: Advokasi Sekaligus Meretas Stigma Diskriminatif Ester Indahyani Jusuf
- Relevansi Pemikiran Yap Thiam Hien dalam Mewujudkan Masyarakat Berkualitas Albert Hasibuan
- Indonesia dalam Kacamata Pejuang Keadilan Yap Thiam Hien Usman Hamid
- Menghadirkan Teladan Mr. Yap dalam Penegakan HAM Masa Kini Johny Nelson Simanjuntak
- The Great Little Man, Pak Yap Frans Hendra Winarta Menuju Masyarakat Bebas Diskriminasi Martino Sardi
- Demi Keadilan, Demi Kemanusiaan: Yap Thiam Hien Membela Subandrio Rudyanto Antonius
- Spritualitas, Belas Kasih, dan Kemanusiaan: Yap Thiam Hien, Identitas Ketionghoaan, dan Spritualitas yang Menggerakkan Sebuah Perjuangan Josef P. Widyatmadja
- Teologi†Yap Thiam Hien: Hukum,Keadilan, dan Hak-Hak Asasi Manusia Todung Mulya Lubis
- Yap Thiam Hien: Pembela Kaum Lemah Andreas A. Yewangoe
- Spirit dan Keteladanan Yap Thiam Hien RD Benny Susetyo
- Indonesia yang Terkoyak Kekerasan atas Nama Agama Zuly Qodir
Yap Thiam Hien: Makna Nama, Kebebasan, dan Politik Minoritas Martin Lukito Sinaga
Testimoni
Franz Magnis-Suseno, SJ
Frans Tumiwa
Stanley Adi Prasetyo
Biodata Penulis
Sinopsis
Dikenal sebagai salah seorang perintis gerakan hak asasi manusia serta pejuang kemanusiaan dan hukum di Indonesia, kiprah Yap Thiam Hien melintasi batas waktu, ruang, dan budaya. Di tengah keterpurukan dan krisis moralitas dalam penegakan hukum di negeri ini, pikiran kita diingatkan dan tertuju pada sosok yang telah tiada ini. Melalui buku yang merupakan hasil refleksi dari rangkaian memorial lecture dalam rangka memperingati 100 tahun kelahiran Yap Thiam Hien (25 Mei 1913—25 Mei 2013) ini, generasi muda Indonesia bisa belajar tentang kiprah Yap baik sebagai pejuang penegakan hukum, keadilan, kemanusiaan, pendidikan, kebangsaan, maupun spiritualitasnya.
Nama Pak Yap yang dijadikan simbol penegakan hak asasi manusia di Indonesia merupakan bukti bahwa ideologi meritokrasi mengalahkan ideologi yang berbasis SARA dalam menilai seseorang. Kita memerlukan 1.000 atau sejuta Yap Thiam Hien lagi. (Christianto Wibisono)
Saya kira, Dr. Yap Thiam Hien tidak mampu menekan suara hatinya untuk menyatakan kebenaran. Ia tidak mau suara hati itu menuduhnya terus-menerus. (Andreas A. Yewangoe)
Wacana tentang Yap Thiam Hien diharapkan mampu merajut kembali hubungan yang baik dan harmonis antargolongan, antarsuku, maupun antarumat beragama di Indonesia. (Maria Ulfah Anshori)
Gagasan dan semangat Yap Thiam Hien sudah sepatutnya menginspirasi pikiran kita, kerja politik kemanusiaan kita sehari-hari, tetapi kita juga harus mengaktualisasikannya dalam ruang politik kewargaan Indonesia pasca-Reformasi 1998.(Usman Hamid) Jika kita tidak memiliki stamina yang panjang, perjuangan menegakkan nilai-nilai luhur dan beradab
sebagaimana dilakukan Yap Thiam Hiem akan berhenti di tengah jalan. (Zuly Qodir)
Sebagai seorang Tionghoa-Kristen, Pak Yap sangat aktif dan agresif dalam membela hak-hak individu atau kelompok yang mendapat perlakuan semena-mena dari individu atau kelompok arogan tertentu. Ia berani "pasang badanâ", berdiri di muka, untuk memperjuangkan kepentingan individu atau kelompok yang terdiskriminasi oleh kekuasaan politik tertentu.(Sumanto Al Qurtuby)
Dikenal sebagai salah seorang perintis gerakan hak asasi manusia serta pejuang kemanusiaan dan hukum di Indonesia, kiprah Yap Thiam Hien melintasi batas waktu, ruang, dan budaya. Di tengah keterpurukan dan krisis moralitas dalam penegakan hukum di negeri ini, pikiran kita diingatkan dan tertuju pada sosok yang telah tiada ini. Melalui buku yang merupakan hasil refleksi dari rangkaian memorial lecture dalam rangka memperingati 100 tahun kelahiran Yap Thiam Hien (25 Mei 1913—25 Mei 2013) ini, generasi muda Indonesia bisa belajar tentang kiprah Yap baik sebagai pejuang penegakan hukum, keadilan, kemanusiaan, pendidikan, kebangsaan, maupun spiritualitasnya.
Nama Pak Yap yang dijadikan simbol penegakan hak asasi manusia di Indonesia merupakan bukti bahwa ideologi meritokrasi mengalahkan ideologi yang berbasis SARA dalam menilai seseorang. Kita memerlukan 1.000 atau sejuta Yap Thiam Hien lagi. (Christianto Wibisono)
Saya kira, Dr. Yap Thiam Hien tidak mampu menekan suara hatinya untuk menyatakan kebenaran. Ia tidak mau suara hati itu menuduhnya terus-menerus. (Andreas A. Yewangoe)
Wacana tentang Yap Thiam Hien diharapkan mampu merajut kembali hubungan yang baik dan harmonis antargolongan, antarsuku, maupun antarumat beragama di Indonesia. (Maria Ulfah Anshori)
Gagasan dan semangat Yap Thiam Hien sudah sepatutnya menginspirasi pikiran kita, kerja politik kemanusiaan kita sehari-hari, tetapi kita juga harus mengaktualisasikannya dalam ruang politik kewargaan Indonesia pasca-Reformasi 1998.(Usman Hamid) Jika kita tidak memiliki stamina yang panjang, perjuangan menegakkan nilai-nilai luhur dan beradab
sebagaimana dilakukan Yap Thiam Hiem akan berhenti di tengah jalan. (Zuly Qodir)
Sebagai seorang Tionghoa-Kristen, Pak Yap sangat aktif dan agresif dalam membela hak-hak individu atau kelompok yang mendapat perlakuan semena-mena dari individu atau kelompok arogan tertentu. Ia berani "pasang badanâ", berdiri di muka, untuk memperjuangkan kepentingan individu atau kelompok yang terdiskriminasi oleh kekuasaan politik tertentu.(Sumanto Al Qurtuby)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar