Libri adalah sebuah imprint BPK Gunung Mulia. Kata Libri berasal dari bahasa Latin liber libri yang berarti buku atau pustaka. Libri menerbitkan buku-buku umum yang mengandung nilai kemanusiaan, mendorong munculnya semangat religius, humanis, pluralis, inklusif, cerdas, berwawasan luas, profesional, berbudaya. Libri memfasilitasi dengan buku-buku untuk membantu mencapai keseimbangan hidup. Oleh karena itu, tagline Libri adalah “Balancing Your Life” …
Laman
- Beranda
- BISNIS DAN MANAJEMEN
- HUMANIORA
- HUBUNGAN ANTARAGAMA
- KESEHATAN
- PENGASUHAN ANAK
- MOTIVASI
- PSIKOLOGI
- BIOGRAFI/TOKOH
- MUSIK DAN LAGU
- PERPUSTAKAAN
- NOVEL UMUM
- SERI GERONIMO STILTON
- LITTLE HOUSE - SERI LAURA
- LITTLE HOUSE - SERI CHARLOTTE
- LITTLE HOUSE - SERI CAROLINE
- LITTLE HOUSE - SERI ROSE
- KALENDER
- BUKU ANAK
- LIBRI PUNYA CERITA
Rabu, 28 Mei 2014
SUARA YANG HILANG
Judul Suara yang Hilang
Subjudul Sebuah kisah nyata tentang kemalangan, jati diri, dan pengharapan
Penulis Emily Lim
Ukuran 14,5 x 21 cm
Tebal 184 (xxvi + 158) hlm
ISBN 978-602-7688-32-2
Kode buku 25-60-00-03-00
Daftar Isi
1. Isi Buku
Prakata xv
Kata Pengantar xix
Ucapan Terima Kasih xxiii
BAGIAN SATU: Lemon
1. Siapa yang Mencuri Suara Saya?
2. Jalan Berbatu Kuning
3. Penyangkalan
4. Menjerit, Berteriak, Lakukan Sesuatu!
5. Dalam Sakit dan Sehat
6. Salah Paham
7. Menekan Nada yang Salah, Menemukan Jalan Iman
8. Monster di Bawah Tempat Tidur
9. Cengkeraman Mengendur
10. Botox dan Wajah Baru yang Berani
BAGIAN DUA: Biji Sesawi
11.Mencari Jawaban
12. Tidak Sendirian
13. Melihat dengan Cara Berbeda
14. Doa dan Takdir
15. Terguncang dan Gelisah
16. Terobosan
17. Suara Baru yang Bersemangat
18. Panggilan Dunia Tulisan
19. Jejak ”Penulisan”
20. Menemukan Suara
Daftar Sumber
Sinopsis
Kehidupan ini tidak sempurna, selalu mengalami pasang-surut. Bahkan di saat-saat terbaik pun menurut ukuran duniawi, seseorang bisa jadi memiliki masalah besar yang mungkin menghancurkan dirinya sendiri. Demikianlah yang dialami Emily Lin. Seorang eksekutif andal yang bersuamikan bankir sukses, Emily Lan mendapati dirinya menderita suatu penyakit langka, Spasmodic Dysphonia, yang membuat suaranya menghilang secepat ia datang. Apalagi pengobatan modern maupun tradisional ternyata tidak dapat menyembuhkannya, sementara tuntutan tugasnya mengandalkan kefasihan lidahnya. Akibatnya, dia rentan terhadap depresi. Dan seperti melon, kesusahannya membuatnya memandang masam dunia.
Lewat pergumulan yang begitu keras dan melelahkan, yang membuatnya sangat putus asa, pada akhirnya membawa Emily belajar tentang arti kehidupan. Bahwa di luar sana, bahkan masih ada orang lain yang jauh lebih menderita dibandingkan dirinya. Penderitaannya juga membawanya ke satu hal yang sering kali diabaikan oleh manusia, apalagi yang hidup dalam harta yang bergelimpangan: Tuhan. Melalui jalan berliku-liku, akhirnya Emily belajar untuk bersikap lapang dada pada penderitaannya dan berubah dari kehidupan bak melon menjadi hidup yang meneladani biji sesawi, yang bermula dari hal kecil tetapi menjadi sumber berkat yang melimpah.
Suatu perubahan 180 derajat dalam hidupnya terjadi. Kehilangan suaranya membuat dia kehilangan pekerjaan, tetapi juga membuatnya mendapatkan kembali suaranya melalui dunia tulis-menulis. Menyuarakan pergumulannya dalam bentuk tulisan yang menawan hati, dia berhasil membuat buku anak-anak yang sukses dalam penjualan maupun dalam meraih penghargaan, baik dari para pembacanya maupun dalam ajang perbukuan internasional yang bergengsi. Suatu karya mengharukan sekaligus menguatkan iman.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar